BAB
I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita
ketahui, mata kuliah bidang studi keairan merupakan suatu kajian bidang studi
yang abstrak. Di kampus, mahasiswa hanya menerima teori-teori dan gambaran
secara umum mengenai objek yang dipelajari tanpa melihat kondisi langsung di
lapangan. Maka dari itu diperlukan suatu Kunjungan Studi Lapangan agar
mahasiswa tidak hanya membayangkan, melainkan melihat secara langsung objek
yang dipelajari.
Kunjungan studi
lapangan merupakan suatu kegiatan observasi dan penelitian secara langsung
mengenai objek yang kita teliti. Pada kegiatan kali ini mahasiswa diajak
berkeliling mengunjungi berbagai tipe bendung yang berada di wilayah sekitar
Majalengka dan Indramayu.
Berikut ini merupakan
laporan hasil studi lapangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
BAB
II
HASIL
STUDI LAPANGAN
2.1
Pengertian Bendung
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang
berfungsi untuk meninggikan muka air sungai agar bisa disadap. Bendung
merupakan salah satu bagian dari bangunan utama.
Bangunan Utama adalah bangunan air (hydraulic
structure) yang terdiri dari bagian-bagian: bendung (weir structure), bangunan pengelak (diversion structure), bangunan pengambilan (intake structure), bangunan pembilas (flushing structure) dan bangunan kantong lumpur (sediment trap structure).
Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah
untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa
disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan (intake structure).
2.2
Macam-macam Bendung
2.2.1
Bendung tetap (fixed weir, uncontrolled weir)
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak
dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada bendung tetap, elevasi muka air di
hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air
tidak bisa diatur naik ataupun turun).
Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu
sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih
curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka
air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber
kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh
tebing-tebingya yang curam.
2.2.2
Bendung gerak/bendung
berpintu (gated weir, barrage)
Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki.
Bendung gerak merupakan
suatu bangunan yang terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertical maupun
radial. Tipe bendung ini mempunyai fungsi ganda yakni mangatur tinggi muka air
di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjr, dan meninggikan muka air
sungai, kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan.
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu
bendung dapat dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan
membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung gerak biasanya dibangun pada
daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai
kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di
daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung
gerak yang dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu
air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang
luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah terbuka kea rah hilir (downstream).
Operasional bendung
gerak di lapangan dilakukan dengan membuka pintu seluruhnya pada saat banjir
besar, serta membuka pintu sebagian pada saat banjir sedang dan kecil. Pintu
ditutup pada saat keadaan normal untuk kepentingan penyadapan air.
Tipe bendung gerak
hanya dibedakan dari bentuk pintu-pintunya antara lain:
a) Pintu
geser atau sorong banyak digunakan untuk lebar dan tinggi bukaan yang kecil dan
sedang. Diupayakan pintu tidak terlalu berat karena akan memerlukan perlatan
angkat yang lebih besar dan mahal. Sebaiknya pintu cukup ringan tetapi memiliki
kekakuan yang tinggi sehingga apabila diangkat tidak mudah bergetar karena gaya
dinamis aliran air.
b) Pintu
radial memiliki daun pintu berbentuk busur dengan lengan pintu yang sendinya
tertanam pada tembok sayap atau pular. Konstruksi seperti ini dimaksudkan agar
daun pintu lebih ringan untuk diangkat dengan menggunakan kabel atau rantai.
2.3
Bendung Gerak Rentang
Pada
awalnya Bendung Rentang adalah Bangunan buatan Belanda yang dibangun pada tahun
1911 dan beroperasi dari tahun 1916 – 1981. Lokasi Bendung Rentang sendiri
terletak di Dusun Rentang, Desa Panyingkiran, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten
Majalengka, Propinsi Jawa Barat. Mulai beroperasi sejak tahun 1982, berada di
sungai Cimanuk dengan luas DPS 6950 km2 meliputi sebagian wilayah Kabupaten
Garut, Sumedang dan Majalengka. Posisi Bendung Rentang yang sekarang lebih ke
hulu dari bendung Rentang lama buatan pemerintah Belanda.
Bendung
Gerak Rentang
Pemilihan tipe bendung ( bendung tetap ataupun
bendung gerak) didasarkan pada pengaruh air balik akibat pembendungan (back water). Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak
pada daerah yang luas maka bendung gerak (bendung berpintu) merupakan pilihan
yang tepat.
Karena letak kota
Majalengka sendiri yang merupakan dataran rendah dan mendekati pesisir pantai,
maka pemilihan konstruksi bendung gerak merupakan pilihan tepat. Seperti yang
kita ketahui, bendung gerak biasanya di bangun di muara sungai, dengan
topografi yang relative landai atau datar.
Dari
sekian banyak anak Sungai Cimanuk, yang mempunyai pengaruh besar terhadap debit
Bendung Rentang adalah Sungai Cipeles dan Sungai Cipelang di Kabupaten Sumedang
dan Sungai Cilutung di Kabupaten Majalengka.
Bendung
Rentang merupakan Bendung gerak yang dilengkapi dengan pintu-pintu radial pada
intake dan spillway dan pintu ganda beroda (double fixed whell gate) pada
sluiceway. Bendung ini juga dilengkapi dengan balok-balok sekat (stop log).
Pintu
Radial
Pintu
ganda
Balok
sekat
Bendung
Rentang mengairi daerah persawahan seluas ± 87.788 Ha melalui dua saluran induk
:
·
saluran induk kiri (Cipelang) : 35.744 Ha
·
saluran induk kanan (Sindopraja): 52.047 Ha.
Berdasarkan
luas wilayah per Kabupaten, maka luas layanan Bendung Rentang adalah :
·
Kabupaten Majalengka seluas 571 Ha
·
Kabupaten Indramayu seluas 66.320 Ha,
·
Kabupaten Cirebon seluas 20.897 Ha.
2.4 Data Teknis Bendung Rentang
Bendung
Rentang terdiri dari Bangunan Utama dan Saluran Induk dengan data teknis
sebagai berikut:
A.
Bendung Utama
±
Panjang mercu bendung : 94,10 m
±
Ketinggian mercu bendung : Spillway El +19,00
:
Sluiceway El +17,00
±
Lebar bendung : 27,00 m
±
Panjang kolam penenang : 24,00 m
±
Ketinggian maksimum : El. 23,50 m
±
Debit rencana : 1.500 m3/det
±
Pintu radial untuk spillway : 10,00 m(w) x 4,925 m(h) 6 set
±
Pintu fixed wheel ganda : daun pintu atas (4set)
(pintu
ganda beroda) 5,00 m(w) x 4,60 m(h)
daun
pintu bawah (4set)
5,00
m(w) x 2,50 m(h)
B.
Saluran Induk Sindupraja
±
Intake
Kapasitas
maksimum : 79,40 m3/det
Lebar
: 4 x 7,20 m
Ketinggian
ambang : El. 20,80
±
Kantong lumpur
Panjang
: 310,00 m
Lebar
dasar : 60,00 m
Kemiringan
dasar : S = 0,007
±
Lebar saluran penguras : 27,30 m
±
Bangunan terjun pengatur
Lebar
: 20,60 m
Tinggi
terjunan : 5,90 m
Ketinggian
mercu : El 20,90
±
Pintu radial intake : 7,20 m(w) x 3,00 m(h) 4 set
±
Pintu fixed wheel untuk penguras : 6,00 m(w) x 1,70 m(h) 4 set
(pintu
beroda)
C.
Saluran Induk Cipelang
±
Intake
Kapasitas
maksimum : 62,20 m3/det
Lebar
: 4 x 5,50 m
Ketinggian
ambang : El. 20,50
±
Kantong lumpur
Panjang
: 420,00 m
Lebar
dasar : 39,00 m
Kemiringan
dasar : S = 0,007
±
Lebar saluran penguras : 23,30 m
±
Bangunan terjun pengatur
Lebar
: 15,60 m
Tinggi
terjunan : 5,40 m
Ketinggian
mercu : El 20,90
±
Pintu radial intake : 5,50 m(w) x 3,30 m(h) 4 set
±
Pintu fixed wheel untuk penguras : 5,00 m(w) x 2,30 m(h) 4 set
2.5
Pengoperasian Pintu Bendung Rentang
Terdapat tiga macam cara dalam pengoperasian pintu di Bendung
Rentang yakni:
A. Pengoperasian
Pintu Otomatis
Pada
pengoperasian pintu otomatis, buka tutup pintu dilakukan langsung dengan
program yagn dikontrol oleh kumputer. Inputnya berupa tinggi muka air yang ada
di bendung. Dengan pengopersian ini secara otomatis pintu diatur sendiri berapa
bukaanya untuk tiap intake yang ada.
Pengoperasian
seperti ini lebih mudah dan membutuhkan tenaga operasi yang lebih sedikit.
Hanya pada saat ini kendala yang dihadapi adalah system pengoperasian otomatis
sering terkena petir hingga tidak dapat dioperasikan lagi. Maka pengopersaian
pintu dilakukan dengan system semi otomatis.
B. Pengoperasian
pintu semi otomatis
Pada
pengoperasian pintu semi otomatis, buka tutup pintu menggunakan mesin hidrolik
yang dikendalikan melalui tombol pengatur yang ada di control house. Hanya saja
bedanya dengan pengaturan otomatis, besarnya bukaan pintu masih harus membaca
tabel yang ada secara manual oleh petugas sehingga tidak secara otomatis
diatur.
Tombol
pengatur yang ada berupa tombol naik tombol turun dan tombol stop. Pengaturan
oleh petugas disesuaikan dengan debit air yang ada dan kebutuhan di
masing-masing Saluran Induk. Pada saat ini pengopersian pintu bendung Rentang
menggunakan ystem semi otomatis.
C. Pengoperasian
pintu semi manual
Pada
pengoperasian pintu secara manual, maka buka tutup pintu dilakukan semuanya
dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia. Biasanya untuk membuka dan
menutup satu pintu dibutuhkan waktu sampai berjam-jam dan juga dibutuhkan
petugas operasi yang banyak.
KESIMPULAN
Bendung Gerak Rentang merupakan
salah satu konstruksi bangunan air yang megah. Fungsi bendung Gerak Rentang itu
sendiri yaitu untuk mengalirkan air sungai kepada saluran-saluran induk yang
nantinya akan disalurkan melalui bangunan bagi untuk mengairi sawah yang ada di
sekitarnya. Tugas kita selain dengan memahami konstruksi yang ada, juga merawat
Bendung Gerak tersebut agar fungsinya tetap terjaga sehingga ketersediaan
airnya tetap stabil dan kelestarian agraris disekitarnya dapat terlindungi.
Daftar
Pustaka
http://tatanggustawan.blogspot.com/2009/11/laporan-hasil-perjalanan-daytrip.html,
diakses pada Hari Selasa, 8 Mei 2012, Pukul 21.30